Daftar Isi :
- Bahan kimia pembersih kerak (Descaller)
- Bahaya Hidrogen Flourida (HF)
- Formula pembersih kerak dan karat (Descaller)
- Beda karat dan korosi
- Corrossion Inhibittor (Pencegah korosi)
Pembersih kerak dan karat (Descaler), dapat memperpanjang umur peralatan dan mesin, memperbaiki debit dan kualitas air dan penghematan energi. Selain itu berfungsi untuk menghilangkan karat, lumpur, dan berbagai oksida logam seperti besi, tembaga dan unsur lainnya dari peralatan. Sehingga memungkinkan mesin berfungsi pada tingkat yang optimal. Pembersih kerak dan karat (descaler) merupakan produk yang sangat dibutuhkan dalam dunia industri.
Pembersih kerak dan karat (Descaler), untuk menghilangkan lapisan kotoran, endapan yang mengeras pada permukaan benda. Kerak adalah endapan mineral yang terakumulasi dari waktu ke waktu pada permukaan mesin atau peralatan. Sedangkan karat adalah hasil dari reaksi kimia yang terjadi ketika besi atau baja bereaksi dengan air dan oksigen.
Bahan Kimia Pembersih Kerak dan karat (Descaler)
Pembersih kerak dan karat (descaler), umumnya menggunakan senyawa asam, senyawa ini dapat bereaksi dengan kalsium karbonat dan magnesium karbonat, yang ada dalam kerak, kemudian menghasilkan gas karbon dioksida dan garam yang larut. Bahan kimia yang umum adalah asam asetat, asam sitrat, asam glikolat, asam format, asam laktat, asam fosfat, asam sulfamat, dan asam klorida. Kecepatan pembersihan kerak tergantung pada konsentrasi dan keasaman atau pH larutan.
Bagaimana dengan asam flourida (HF)? jenis asam ini juga dapat membersihkan kerak lebih efektif. HF dapat melarutkan silika, kaca dan keramik yang tidak bisa larut oleh jenis senyawa asam lainnya. Meskipun HF termasuk kelompok asam lemah, tetapi reaksinya lebih cepat dari pada HCl. HF memiliki konstanta disosiasi (Ka) yang lebih tinggi dari pada HCl, artinya HF melepaskan lebih banyak ion hidrogen (H+) dalam larutan. Ion hidrogen adalah zat aktif yang bereaksi dengan kerak dan melarutkannya.
Penggunaan asam flourida (HF) umumnya pada industrial, dengan konsentrasi khusus dan penanganan yang profesional, karena HF lebih berbahaya dari pada HCl. HF sangat beracun dan korosif, berbahaya bagi manusia dan juga peralatan. Hydrogen flourida (HF) dapat menembus kulit dan merusak jaringan kulit dan tulang dibawahnya. Jika terhirup atau tertelan dapat menyebabkan luka bakar dan keracunan yang cukup serius. Sedang HCl hanya menyebabkan iritasi dan luka bakar minim, bisa dinetralkan dengan pembilasan air atau Basa.
Bahaya Hidrogen flourida (HF)
Pembersih kerak dan karat (descaller) yang menggunakan Hidrogen flourida (HF) harus lebih berhati-hati. Hidrogen flourida (HF) dapat bereaksi dengan ion kalsium dan magnesium dalam tubuh. Reaksi tersebut membentuk garam yang tidak larut, dan menghabiskan mineral penting dari darah dan jaringan. Hal ini dapat menyebabkan penyakit hipokalsemia, hipomagnesemia, aritmia jantung, kejang, dan kematian, sedang HCl tidak memiliki efek ini pada elektrolit tubuh.
Pengobatan HF lebih sulit dari pada HCl. Tidak ada obat penawar khusus untuk keracunan HF. Perawatannya melibatkan penggunaan gel kalsium glukonat atau injeksi ke area yang terkena, serta infus kalsium dan magnesium intravena. Pengobatan bila keracunan HCl bisa dengan mengencerkan asam dengan air atau susu. Atau memberikan antasida atau natrium bikarbonat, dan memberikan perawatan suportif.
Formula pembersih kerak dan karat (descaler)
Pembersih kerak dan karat (descaler) yang ampuh, bisa gunakan asam klorida (HCl), asam posfat (H3PO4) dan tambahkan hexamine sekitar 3% dari % berat komposisi. Jangan lupa tambahkan beberapa asam lemah lainnya sekitar 20% dari komposisi. Sayangnya kami tidak dapat berikan komposisi lengkap formula dalam artikel ini, mengingat ini adalah produk industrial dan memiliki hak cipta. Khusus untuk kerak yang mengandung silika, bisa tambahkan Hydrogen Florourida (HF) dengan konsentrasi 0,2% sudah cukup baik.
Beda Karat dan Korosi
Pembersih kerak dan karat (descaler) harus mampu mengatasi efek samping timbulnya korosi dan karat. Karat dan korosi adalah dua hal yang berbeda mekanismenya. Proses terjadinya karat adalah proses elektrokimia, karena adanya transfer elektron dari satu zat ke zat lain. Karat disebabkan oksidasi besi oleh oksigen dan air, yang menghasilkan oksida besi yang berwarna coklat kemerahan. Besi atau baja kehilangan elektronnya dan teroksidasi, sedangkan oksigen memperoleh elektron dan tereduksi. Hasilnya adalah terbentuknya oksida besi, seperti Fe2O3 atau Fe3O4, yang umumnya dikenal sebagai karat. Jadi karat adalah bagian dari korosi yang hanya digunakan pada besi dan baja.
Korosi adalah istilah umum untuk kerusakan pada material, seperti logam, plastik, keramik, beton. dan material lainnya. Kerusakan terjadi karena adanya reaksi kimia dengan lingkungan dan dapat menghasilkan produk yang berbeda, seperti oksida, garam, atau gas. Proses korosi juga dapat terjadi tanpa oksigen atau air, karena beberapa bahan kimia dapat langsung menimbulkan korosi pada bahan. Misalnya, asam dapat melarutkan logam dan membentuk garam logam
HCl dan HF sama-sama asam yang dapat menyebabkan korosi pada logam, namun memiliki mekanisme dan efek yang berbeda. HCl adalah asam kuat yang dapat melarutkan banyak logam dan membentuk logam klorida yang larut. HF adalah asam lemah yang dapat bereaksi dengan beberapa logam dan membentuk fluorida logam yang tidak larut.
HCl dapat menyebabkan karat pada besi atau baja dengan melepaskan lapisan oksida pelindung pada permukaan logam dan memaparkannya pada oksigen dan air. HCl juga dapat menimbulkan korosi pada logam lain, seperti seng, tembaga, dan nikel, dengan membentuk klorida logam yang dapat larut, seperti ZnCl2, CuCl2, dan NiCl2. HF dapat menimbulkan korosi pada besi atau baja, tetapi tidak membentuk karat. Justru sebaliknya, akan membentuk lapisan besi fluorida yang tidak larut pada permukaan logam, yang mencegah korosi lebih lanjut oleh HCl atau asam lainnya. proses Ini disebut pasivasi.
Corrossion Inhibittor (Penghambat korosi)
Pembersih kerak dan karat (descaller) harus memiliki senyawa corrossion inhibittor. Umumnya corrossion inhibittor terbagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu:
- Anodik Inhibittor, bereaksi dengan permukaan logam untuk membentuk film oksida pasif, yang menggeser reaksi anodik ke potensial yang lebih positif, di mana laju korosi lebih rendah. Contoh inhibitor anodik adalah kromat, nitrit, dan molibdat.
- Katodik Inhibittor, mengurangi laju reaksi katodik dengan menurunkan konsentrasi reaktan katodik, (seperti oksigen) atau membentuk endapan pada bagian katodik yang menghalangi transfer elektron. Contoh penghambat katodik adalah sulfat, karbonat, dan fosfat.
- Inhibitor campuran, mempengaruhi reaksi anodik dan katodik dengan membentuk lapisan tipis pada seluruh permukaan logam yang mengganggu proses elektrokimia. Contoh inhibitor campuran adalah senyawa organik yang mengandung atom nitrogen, sulfur, atau oksigen yang dapat teradsorpsi pada permukaan logam melalui ikatan polar
Hexamethylene Tetramine (HMTA) dengan nama lain Hexamine, adalah salah satu corrossion inhibittor yang baik untuk produk pembersih kerak dan karat (descaller). Berfungsi juga sebagai inhibitor anodik dan katodik, tergantung pada kondisi logam dan elektrolitnya. Hexamine juga dapat mengurangi konsentrasi oksigen, yang merupakan reaktan katodik utama, dengan bereaksi membentuk formaldehida dan amonia. Hexamine juga dapat menyerap pada permukaan logam dan mengganggu proses elektrokimia yang menyebabkan korosi. Baca tentang Corrosion Inhibittor .
Simak video berikut ini, Kombinasi penggunaan HCl, Asam posfat dan amina ternyata mampu menurunkan pH sampai <1 dan sangat efektif menghilangkan kerak yang sangat tebal. Yang paling penting adalah aman untuk manusia, peralatan dan lingkungan.
LIHAT VIDEO TENTANG DESCALLER