Penyebab Cucian Tidak Bersih

Penyebab cucian tidak bersih, banyak sekali faktor yang mempengaruhinya:

  1. Kualitas Air
  2. Deterjen
  3. Waktu Pencucian
  4. Jenis Mesin
  5. Suhu atau temperatur

Mari kita bahas penyebab cucian tidak bersih satu persatu, semoga ini bermanfaat:

Penyebab Cucian Tidak Bersih

Mengapa air saya letakan pada urutan pertama. Karena air ini lah yang menjadi produk utama dalam proses cuci, tanpa air kita tidak akan dapat mencuci. Perhatikan mereka yang membuka usaha laundry, saat pertama kali ingin membuka usaha, yang ada di benak mereka adalah mencari mesin cuci, pengering, setrika dan renovasi ruangan. Jarang di antara mereka yang berfikir, bahwa saya harus membawa air untuk di analisa di laboratorium terdekat. Padahal analisa air ini tidak lebih dari Rp. 200 ribuan.

Mengapa Air harus di analisa?

Dalam air terdapat kandungan mineral dan ion logam yang justru jika di gunakan untuk mencuci akan menyebabkan pakaian menjadi kusam, kekuningan dan bahkan karat. Sebagai contoh:

A. Kandungan mineral Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Senyawa ini jika bereaksi dengan deterjen akan mengakibatkan timbulnya senyawa baru namanya Kalsium Stearat dan Magnesium stearat. Senyawa ini berbentuk lumpur dan jika mengering akan terdapat endapan kerak putih keabu-abuan. Sering kita lihat pada karet dan komponen mesin cuci. Senyawa ini juga melekat pada serat kain, yang jika di kering menyebabkan pakaian menjadi kusam. Warna kusam akan semakin terlihat jelas setelah beberapa kali mencuci dan di keringkan.

B. Kandungan Ion Logam Besi (Fe), Mangan (Mn) dan lainnya. Ion logam ini penyebab pakaian menjadi kekuningan seperti karat dan bahkan kehitaman, tergantung berapa besar kandungannya dalam air.

Ini tidak boleh di abaikan, jika anda ingin kualitas laundry anda benar-benar premium.

Sekarang banyak pengusaha laundry bahkan ibu rumah tangga, sudah banyak mengerti cara buat deterjen, ada yg memang belajar resmi dari seorang guru dan ada yang cuma nonton di Youtube dan Facebook. Salah satu bahan utama deterjen adalah SLES (Sodium Lauryl Ethoxilat Sulfonat) atau sering di sebut dengan Texapon atau Emal 70 di campur dengan garam, jadilah deterjen, kasih warna jadi lebih ngejreng, siap di jual atau pakai sendiri.

Tapi pada hakikatnya, membuat deterjen yang berkualitas yang bisa bekerja pada kondisi air yang di terangkan di atas, bukanlah hal yang mudah. Butuh formulasi yang baik agar deterjen bisa bekerja pada kondisi air yang memiliki hardness tinggi. Minimal deterjen harus memiliki fitur berikut:

A, Kandungan surfaktan minimal 14% (menurut SNI)

B. Dispersant

C. Chelating Agent

D. Water Softener

E. Anti Redeposisi

F. pH Buffer

G. Hydrotop

H. Additive lain yang berperan meningkatkan kerja surfaktan

Mengapa Deterjen harus memiliki formulasi lengkap?

Deterjen dalam air akan di hambat oleh mineral dan ion logam, sehingga kerjanya terganggu dan sebagian dari deterjen itu akan bereaksi dengan kandungan mineral dan ion logam, sehingga deterjen yang benar-benar tersedia untuk bekerja hanya sedikit sekali. Ini jika kondisi airnya memiliki hardness yang tinggi.

Selain itu deterjen butuh bantuan dari bahan kimia lain untuk menurunkan kandungan mineral dan ion logam, karena deterjen sendiri tidak akan mampu. Belum lagi, kotoran akan menempel kembali jika tidak ada dispersan. Jadi sia-sia kerja deterjen dalam pencucian itu.

Bisa di bayangkan jika deterjen anda hanya di buat dari texapon dan garam, apa jadinya hasil cucian itu. Tapi tetap saja ada yang bilang, sudah sekian tahun kami buka laundry pakai deterjen itu gak ada masalah koq. Sebenarnya bukan gak ada masalah, tapi anda tidak mengerti kalau itu bermasalah bagi pakaian yang di cuci.

Perhatikan waktu cuci, Jika anda memilih waktu cuci 30 menit, itu rata-rata waktu cucinya hanya 8-10 menit, sisanya adalah proses, bilas, spin dan termasuk di dalam nya waktu pengisian air ke dalam tabung. Biasanya di sebut dengan Quick Wash (pencucian cepat).

Untuk mode Quick Wash ini biasanya di gunakan pada jenis pakaian yang tingkat kotoran rendah (light soil). Biasanya cenderung tidak terlalu kotor. Tapi untuk jenis pakaian yang kotorannya medium, penggunaan mode quick wash tidak di sarankan, apalagi terdapat noda pada pakaiannya.

Mencuci adalah identik dengan reaksi kimia, jika reaksi kimia pada air cucian tidak memberikan waktu kontak yang cukup, noda dan kotoran tidak akan bisa larut dan terlepas dari serat pakaian. Apalagi menggunakan deterjen yang tidak memiliki formula lengkap, pakaian tidak akan bersih. Jadi kesimpulannya, waktu mencuci harus di sesuaikan dengan kualitas deterjen yang di gunakan, kualitas air, tingkat dan jenis kotoran dan yang berikutnya adalah suhu dan jenis mesin yang di gunakan.

Mesin cuci bukaan depan (Front Loading), umumnya memberikan kualitas pencucian yang lebih baik, karena gerakannya yang berputar, yang menyerupai pencucian tangan yang lembut. Mesin cuci bukaan depan juga lebih hemat air dan energi.

Di sisi lain, mesin cuci bukaan atas biasanya memiliki pengaduk sentral yang dapat menggesek lebih keras pada pakaian, tetapi lebih cepat dan mudah untuk memasukkan dan mengeluarkan cucian.

Singkatnya, bukaan depan membersihkan dengan lebih lembut dan efektif, sementara bukaan atas menawarkan kecepatan dan kenyamanan. Kami menyarankan untuk menggunakan mesin front loading untuk keperluan usaha laundry.

Suhu berperan penting dalam proses pencucian, yang memengaruhi efektivitas pembersihan dan perawatan kain:

  1. Air Panas (50-60°C)
    • Baik untuk menghilangkan minyak, lemak, dan noda berat. Air panas membantu mengaktifkan deterjen dan memecah kotoran dengan lebih efektif.
    • Catatan: pada temperatur ini dapat menyebabkan warna memudar dan kain menyusut. Tidak cocok untuk bahan halus atau sintetis.
  2. Air Hangat (30-40°C)
    • Baik untuk menghilangkan kotoran dan noda dari pakaian yang cukup kotor. Menyeimbangkan daya pembersihan dengan perawatan kain.
    • Perhatian: Masih dapat menyebabkan penyusutan dan warna memudar, tetapi tidak separah air panas.
  3. Air Dingin (di bawah 30°C)
    • Cocok untuk pakaian yang sedikit kotor dan bahan halus. Menjaga warna dan kain.
    • Mungkin tidak efektif menghilangkan noda berat atau kotoran berminyak. Memerlukan deterjen khusus untuk air dingin agar kinerjanya optimal.

Singkatnya, memilih suhu yang tepat bergantung pada keseimbangan antara kebutuhan penghilangan noda dengan perawatan kain. Pilih air panas untuk noda membandel (dengan hati-hati), air hangat untuk cucian biasa, dan air dingin untuk pakaian halus dan berwarna.

Lihat disini berbagai produk kimia laundry yang bisa membantu cucian menjadi lebih bersih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.