Molekul SLS

Apa itu Surfaktan Anionik

Surfaktan anionik, seperti telah dijelaskan pada post sebelumnya tentang surfaktan, adalah sebuah molekul yang apabila dilarutkan dalam air, gugus hidrophilik (kepalanya) akan bermuatan negatif. Contoh molekulnya seperti dibawah ini:

molekul surfaktan anionik
Molekul surfaktan anonik

Surfaktan anionik merupakan kelas surfaktan yang paling banyak digunakan dalam aplikasi industri, karena biaya pembuatannya yang relatif rendah dan digunakan di hampir setiap jenis deterjen, shampoo dan sabun cuci piring karena kemampuan daya wetting agent nya, suspensi dan emulsi dalam larutan yang sangat baik.

Untuk memaksimalkan daya detergensinya, umumnya menggunakan gugus alkil linier dengan panjang rantai atom karbon berkisar 12-16. Rantai linier lebih disukai karena lebih efektif dan lebih mudah terurai daripada rantai bercabang. Gugus hidrofilik yang paling umum digunakan pada anionik surfaktan adalah gugus karboksilat, sulfat, sulfonat, dan fosfat. seperti contoh berikut:

Yang termasuk surfaktan Anionik

Penggolongan surfatan, dapat dilakukan berdasarkan gugus hidrophilik nya, adalah sebagai berikut:

Tipe IonGugus hidrophilikStruktur
AnionikSulphate
Sulphonate
Ether sulphate
Ether phosphate
Ether carboxylate
Carboxylate

OSO2O
SO2O
(OCH2CH2)nOSO2O
(CH2CH2O)nP(O)O
(CH2CH2O)nCO2
C(O)O

Perhatikan struktur molekul pada tabel di atas, semua memiliki tanda negatif pada gugus hidrofiliknya. Ini adalah salah satu ciri dari surfaktan anionik. Karena memiliki ion negatif, surfaktan ini akan berikatan dengan ion positif yang terdapat dalam larutan. Misalnya mineral dalam air, seperti ion Ca+ dan Mg+ akan beriktan dengan ion negatif surfaktan anionik. Itulah mengapa surfaktan anionik ini akan turun efektifitas deterjensinya jika berada dalam air yang memiliki hardness tinggi.

Surfaktan anionik seperti sabun (termasuk kelompok natrium, kalium, atau kelompok amonium, seperti pada natrium stearat) merupakan jenis surfaktan yang paling banyak digunakan karena biaya pembuatan yang relatif rendah dan digunakan hampir semua jenis deterjen.

Surfaktan anionik dapat diproduksi dari berbagai lemak dan minyak mentah (petrokimia) dan dari oleokimia termasuk kedelai, kelapa sawit, lemak, dan kelapa. Banyaknya sumber bahan yang bisa dikembangkan menjadi surfaktan anionik, mendorong para ahli untuk terus mengembangkan surfaktan yang lebih ringan terhadap iritasi, biodegradable dan karsiogenik. Salah satu contoh adalah ditemukannya potassium cocoate’ dari minyak kelapa sawit, yang mampu mengurangi iritasi kulit dan memiliki keberlanjutan ekologis, walaupun proses produksinya sedikit lebih mahal.

Klasifikasi surfaktan anionik berdasarkan gugus polar nya

  • Sulphonate
    • Aromatic – alkylbenzene, alkyltoluene, alkylxylene, alkylnaphthalene
    • Aliphatic – α-olefin sulphonates, alkane sulphonates, sulphosuccinates
  • Sulphate
    • Alkyl sulphates, contohnya: sodium lauryl sulphate (SLS)
    • Alkyl ethoxy sulphates, contohnya: sodium laureth sulphate (SLES)
  • Phosphate esters
    • Posfat ester adalah surfaktan anionik yang diproduksi oleh fosfat alkohol alifatik atau aromatik (etoksilasi). Sifat dari Posfat ester dapat diubah oleh jenis alkohol yang digunakan sebagai bahan baku dan tingkat etoksilasi alkohol.
    • Fatty Alkohol Ethoxylate: Lauryl alkoholethoxylate, Stearyl Alkoholethoxylate dan lainya.
    • Fatty Acid Ethoxylate: Cocomut fattyacid ethoxylate, Lauric acid Ethoxylate, Oleic acid ethoxylate dan Myristic acid ethoxylate
    • Alkylpenol ethoxylate: Nonylphenol etoxylate
  • Carboxylates
    • Alkyl eter carboxylate, anionik surfaktan yang dibuat melalui reaksi antara alkylethoxylate dengan acetic acid salt (garam asam asetat).
,