
Texapon + Garam = Deterjen?
Texapon + Garam = Deterjen?, ini adalah judul yang saya pinjam dari seorang ibu penjual telur di sebuah pasar. Dia lah yang mengatakan bahwa “anaknya punya usaha laundry dan yang membuat deterjennya adalah dia”, dengan menggunakan Texapon + garam = deterjen. Formula itu dia dapat dari penjual bawang di sebelah warungnya. Lantas dari mana si penjual bawang dapat formula itu?, Mana saya tau !! jangan tanya saya !!.
Apakah membuat deterjen sesederhana itu?, mari kita kupas tuntas penjelasan tentang deterjen di sini. Texapon di kenal sebagai Sodium Lauryl Ether Sulfate (SLES), merupakan bahan umum dalam banyak deterjen. Jika di campur dengan garam, bahan ini dapat meningkatkan sifat pembersihannya dan menjadi lebih kental. tetapi formula itu tidak lengkap dan sangat jauh dengan formulasi deterjen yang di butuhkan dalam proses pencucian.
Lantas mengapa ibu penjual telur itu bisa membuat deterjen dengan formula itu? Mana saya Tau.., jangan tanya saya lah!.
Persyaratan Mutu Deterjen
- Deterjen itu harus mampu membersihkan kotoran, minyak dan lemak.
- Karena umumnya kotoran yang terdapat pada pakaian berupa, keringat, debu, asap dan lainnya, ini mengandung minyak dan lemak yang keluar dari dalam tubuh.
- Memiliki Buffer pH yang cukup
- Umumnya kotoran dalam pakaian itu memiliki pH rendah (asam), sehingga deterjen harus bisa mempertahankan berada di PH tinggi, agar dapat terus menerus menetralkan asam dalam kotoran dan menjaga pH deterjen tidak drop apalagi sampai pH berada di <7.
- Mampu melakukan emulsifikasi pada air dengan rentang hardness yang tinggi
- Deterjen yang di buat dari surfaktan anionik akan cenderung lebih cepat mengalami penurunan daya deterjensi dan emulsifikasinya pada hardness yang tinggi, di banding dengan surfaktan Nonnionik yang lebih tahan bekerja di air dengan kesadahan tinggi.
- Memiliki Dispersant yang tinggi.
- Kotoran yang sudah di lepaskan oleh surfaktan ke dalam air, harus terus menerus terdispersi dalam air agar mudah di buang saat pembilasan. Kalau tidak kotoran ini akan menempel kembali ke permukaan pakaian. Untuk ini di butuhkan zat yang mengandung dispersant tinggi.
- Memiliki Chelating Agent yang cukup.
- Air yang tidak di saring dengan filter air, umumnya mengandung kandungan mineral dan ion logam yang tinggi. Kontaminan ini menyebabkan pakaian menjadi kusam. Selain itu mineral dalam air akan menyerang surfaktan dalam deterjen sehingga deterjen bekerja tidak maksimal. Sehingga chelating agent ini sangat penting keberadaannya dalam formula deterjen.
Ini adalah persyataan minimal yang harus ada dalam formula deterjen, untuk mendapatkan pakaian yang bersih. Walaupun masih ada beberapa tambahan bahan kimia lain yang harus di tambahkan untuk mendapatkan deterjen dengan kualitas premium dan heavy duty. Tapi artikel ini kami batasi sampai pada persyaratan dasar mutu deterjen.
HINDARILAH MENGGUNAKAN FORMULA TEXAPON + GARAM = DETERJEN
Cepat atau lambat laundry anda akan ditinggalkan pelanggan.
Tinggalkan Balasan